Sabtu, 25 April 2009

Manfaat pasak bumi



Sejak beberapa tahun silam pasak bumi dikenal sebagai afrodisiak. Bahkan menurut Ir Nurliani Bermawie, Ph.D, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik ( Balittro ), Cimanggu, Bogor, sejak zaman dulu masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan menggunakan pasak bumi sebagai obat kuat. Menurut Nurliani, khasiat pasak bumi yang paling dipercaya adalah pasak bumi dari pedalaman Kalimantan Barat khasiat itu telah dibuktikan oleh Prof Madya Dr Johari Mohd. Saad, Ph.D yang melakukan penelitian pada beberapa tikus jantan dan betina. Menurut penelitian tersebut, tikus jantan yang diberi ektrak pasak bumi menunjukan perilaku lebih agresif terhadap tikus betina. Hal itu diperkuat penelitian Dr H. H Ang dari School of Pharmaceutical Sciences, University Science Malaysia.
Ekstrak ethanolic yang terkandung dalam pasak bumi dapat menambah jumlah hormon testosteron pria. Ethanolic merangsang bekerjanya chorionic gonadotropin (hCG) yang bisa membantu terbentuknya testosteron.
Akar pasak bumi selain sebagai afrodisiak juga manjur untuk malaria. Penyakit yang menghancurkan sel-sel darah merah ini disebabkan plasmodium yang hidup dalam nyamuk anopeles betina. Kandungan senyawa kuasinoid pada akar pasak bumi dapat melumpuhkan plasmodium falcifarum. Selain kuasinoid akar pasak bumi juga mengandung senyawa erikomanon yang ampuh mengobati malaria. Selain sebagai afrodisiak dan antimalaria, pasak bumi mencegah serangan kanker. Senyawa kuasinoid dan alkaloid yang terkandung dalam pasak bumi terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Razak Mohd Ali dari Forest Research Institute of Malaysia. Sebanyak 8 alkaloid ditemukan dalam akar pasak bumi, salah satunya 9-methoxycanthin 6 yang berfungsi sebagai antikanker payudara.
Penelitian yang dilakukan oleh Department pf Pharmacognocy, Tokyo College of Pharmacy & The Faculty of Medicine, Tokyo University, Jepang. Menemuka senyawa antileukimia dari pasak bumi. Selain afrodisiak, antikanker, antimalaria, dan antileukimia, pasak bumi juga bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh bagi para penderita HIV.
Uji ilmiah pasak bumi
Sebuah riset terbaru yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB)menunjukkan bahwa akar tumbuhan pasak bumi (Eurycoma longifolia)mempunyai khasiat melindungi organ hati dari kerusakan. Selama ini, masyarakatsecara turun-temurun mempercayai pasak bumi sebagai ramuanuntuk meningkatkan gairah seksual kaum pria. Selain itu, masyarakatjuga memanfaatkan pasak bumi sebagai tonikum bagi ibu-ibu yang baru melahirkan,pengobatan pembengkakan kelenjar, demam, dan juga disentri. Namun kiniakar pasak bumi dibuktikan khasiatnya oleh Ruqiah Ganda PutriPanjaitan, mahasiswa S3 Program Studi Biologi Sekolah PascasarjanaIPB dalam risetnya yang berjudul "Pengujian AktivitasHepatoprotektor Akar Pasak Bumi. Dalam riset ini, ramuan dariekstrak akar pasak bumi diuji efektivitasnya terhadap fungsi hatipada binatang tikus."Hasil penelitian ilmiah menunjukkan pasak bumi berkhasiat dalam disfungsiseks, antimalaria, dan sitotoksik (peracunan sel). Sedangkan penelitianpengaruh pasak bumi melindungi hati dari kerusakan belum banyakdilakukan," kata Ruqiah. Dalam penelitiannya, Ruqiahmenghabiskan 12,5 kilogram akar pasak bumi kering. Akar pasak bumi keringdihaluskan menjadi bubuk dan diekstraksi dengan larutan metanol 50persen. Kemudian, dipartisi berulang-ulang dengan n-heksan, dipekatkan dengan vacuumrotavapor. Hasil partisi ini masih melalui proses beberapa tahapanlagi, hingga diperoleh ekstrak yang diharapkan. Ekstrak tumbuhan asli Indonesiaini lalu diujicobakan pada tikus jantan Sprague Dawley umur 2-3 bulan.Sebelumya, semua tikus percobaan diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,1;1,0 dan 10,0 mililiter per kilogram.Karbon tetraklorida ini bersifat meracuni hati dan mengakibatkan nekrosis(kerusakan sel) tikus. Hewan percobaan dibagi tiga kelompok, tiap kelompokterdiri dari tiga ekor. Kelompok pertama, tikus yang diberi air suling.Kelompok kedua, tikus yang diberi "Silybum marianum". Kelompokketiga, tikus yang diberi ekstrak akar pasak bumi. Perlakuan tikus iniberlangsung selama tiga bulan. Pada pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 500miligram per kilogram berat badan tidak mengakibatkan perubahan kadar enzimhati, yakni enzim "Aspartate Transaminase", enzim "AlaninAminotransferaz", dan "Alkalenfosfataz", protein total,bilirubin total, direk dan indurek. Gambaran ini menunjukkan secara keseluruhansel-sel hati tidak mengalami perubahan. Dosis fraksi metanol air akar pasakbumi kemudian dinaikkan menjadi 1.000 mililiter per kilogram berat badan.Pada dosis ini, ekstrak akar pasak bumi menunjukkan aktivitas hepatoprotektor.Hal ini ditandai kadar enzim Aspartate Transaminase dan Alanin Aminotransferazmasih dalam kisaran normal. Selain itu, gambaran histopatologi (jaringanyang terpapar penyakit)-nya sebanding dengan pemberian silymarin.sumber situs : http://id.shvoong.com/

Kamis, 23 April 2009

Akar pasak bumi cegah kerusakan hati

Sebuah riset terbaru yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa akar tumbuhan pasak bumi (Eurycoma longifolia)
mempunyai khasiat melindungi organ hati dari kerusakan. Selama ini, masyarakat secara turun-temurun mempercayai pasak bumi sebagai ramuan untuk meningkatkan gairah seksual kaum pria. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan pasak bumi sebagai tonikum bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, pengobatan pembengkakan kelenjar, demam, dan juga disentri. Namun kini akar pasak bumi dibuktikan khasiatnya oleh Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, mahasiswa S3 Program Studi Biologi Sekolah Pascasarjana IPB dalam risetnya yang berjudul "Pengujian Aktivitas Hepatoprotektor Akar Pasak Bumi. Dalam riset ini, ramuan dari ekstrak akar pasak bumi diuji efektivitasnya terhadap fungsi hati pada binatang tikus. "Hasil penelitian ilmiah menunjukkan pasak bumi berkhasiat dalam disfungsi seks, antimalaria, dan sitotoksik (peracunan sel). Sedangkan penelitian pengaruh pasak bumi melindungi hati dari kerusakan belum banyak dilakukan," kata Ruqiah. Dalam penelitiannya, Ruqiah menghabiskan 12,5 kilogram akar pasak bumi kering. Akar pasak bumi kering dihaluskan menjadi bubuk dan diekstraksi dengan larutan metanol 50 persen. Kemudian, dipartisi berulang-ulang dengan n-heksan, dipekatkan dengan vacuum rotavapor. Hasil partisi ini masih melalui proses beberapa tahapan lagi, hingga diperoleh ekstrak yang diharapkan. Ekstrak tumbuhan asli Indonesia ini lalu diujicobakan pada tikus jantan Sprague Dawley umur 2-3 bulan. Sebelumya, semua tikus percobaan diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,1; 1,0 dan 10,0 mililiter per kilogram. Karbon tetraklorida ini bersifat meracuni hati dan mengakibatkan nekrosis (kerusakan sel) tikus. Hewan percobaan dibagi tiga kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga ekor. Kelompok pertama, tikus yang diberi air suling. Kelompok kedua, tikus yang diberi "Silybum marianum". Kelompok ketiga, tikus yang diberi ekstrak akar pasak bumi. Perlakuan tikus ini berlangsung selama tiga bulan. Pada pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 500 miligram per kilogram berat badan tidak mengakibatkan perubahan kadar enzim hati, yakni enzim "Aspartate Transaminase", enzim "Alanin Aminotransferaz", dan "Alkalenfosfataz", protein total, bilirubin total, direk dan indurek. Gambaran ini menunjukkan secara keseluruhan sel-sel hati tidak mengalami perubahan. Dosis fraksi metanol air akar pasak bumi kemudian dinaikkan menjadi 1.000 mililiter per kilogram berat badan. Pada dosis ini, ekstrak akar pasak bumi menunjukkan aktivitas hepatoprotektor. Hal ini ditandai kadar enzim Aspartate Transaminase dan Alanin Aminotransferaz masih dalam kisaran normal. Selain itu, gambaran histopatologi (jaringan yang terpapar penyakit)-nya sebanding dengan pemberian silymarin.
Dari: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1763899-akar-pasak-bumi-cegah-kerusakan/